Dr. Imam Nakha’i, M.H.I.
(Dosen Ma’had Aly Situbondo)
Baca Al Qur’an Angen Angen Terjemahannya
Masih ingat lagu tombo ati yg mengindonesia itu, apalagi setelah diyanyikan Opic dengan merdu. Tombo ati iku limo yo wernane.. Moco Qur’an angen angen lan “Maknane”.
Angen angen (merenungkan dan meresapi) Makna Al Qur’an itu apa maksudnya? Apa yang disebut Makna?
Makna bukan “terjemahan” atau “alih bahasa”. Dengan menyebut nama Allah yg maha pengasih penyayang, itu bukan makna Bismillahir Rahmanir Rahim, melainkan alih bahasanya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam, bukan makna Al Hamdulillahi Rabbil alamin, itu alih bahasanya. Sama dengan ketika orang Arab ditanya apa bahasa arabnya “segala puji bagi Allah” , ia akan menjawab Alhamdulillah. Alhamdulillah bukan Makna segala puji bagi Allah, melainkan alih bahasanya.
Ketika saya ngaji Nahwu (gramatika bahasa arab) dulu, sang Ustad sering bertanya apa makna “qaa-ma, “dha-ra-ba”, na-sha-ra, dza-ha-ba dll, sang murid menjawa; berdiri, memukul, menolong, pergi, dll. Pertanyaan dan jawabannya ini sama salahnya. Berdiri bukan maknanya Qaa-ma, menolong bukan maknanya Nashara, melainkan alih bahasanya (arab ke indonesia)
Lalu apa Makna? Makna ada realitas realitas, peristiwa, rasa, pengalaman, kehidupan, mikro-makro kosmos dan seluruh al maujudat yg hendak di informasikan melalui bahasa, baik bahasa arab, indonesia, inggris, madura, dan lainnya.
Jika saya melihat peristiwa letusan gunung merapi di Jogjakarta, kemudian saya ingin menghabarkanya kepada orang Arab yg tidak mengetahui letusan itu, saya akan membuat bahasa ” infajarat al jabal merapi fi Jogja”. Apa makna bahasa itu? Maknanya bukan gunung Merapi di jogja meletus, itu baru alih bahasa. Maknanya adalah peristiwa, realitas letusan gunung merapi, yang pasti tidak dapat diwakili oleh bahasa sependek itu.
Jika kita punya perasaan yg berkecamuk di dalam hati kepada seorang, yang membuat rindu betemu, tidak enak makan, tidak enak tidur, selalu menhayalkannya, kemudian kita ingin menhabarkan rasa itu, lalu kita mengatakannya “aku cinta padamu, atau I love you, atau ana uhibbuka-ki” maka makna kata kata ini adalah rasa yg berkecamuk dalam hati yg tidak bisa terwakili dengan kata sependek i love you.
Kalau saya ditanya apa makna ayat ayat al Qur’an mulai basmalah sampai minal jinnati wan nas, maka maknanya adalah “Kalam Allah yang Azali yang bi laa harfin wa laa shautin “.
Apakah bahasa atau ayat ayat al Qur’an yang 6666 ayat itu mewakili semua makna “Kalam Allah yang Azali itu? Wallahu A’lam.
Menurut Ulama, Bahasa apapun tidak akan mampu mengungkap Makna Kalam allah yg azali yg melekat dalam dirinya. Ayat al Qur’an mungkin mengungkap makna itu, tapi nyaris tidak mungkin seorangpun, kecuali Nabi, menemukan keseluruhan makna-nya.
Sebagian ulama menyatakan, bahwa “satu ayat saja” mengandung 60 Ribu Makna, dan yg mungkin tersisa masih lebih banyak dari itu. (Ibrohim al Bajuri, Syarah Burdah)
Jadi satu ayat “الحمد لله رب العالمين” saja memiliki 60 Ribu Makna. Nah ketika kita mebaca satu ayat ini, makna apa yg kita renungkan? Jika kita merenungkan ayat ini yg mencapai 60 ribu makna, maka satu shalat saja bisa memakan waktu berjam jam, bahkan berhari hari. Subhanallah……
Melihat begitu maha luasnya makna ayat ayat al Qur’an, seharusnya membuat kita rendah hati untuk tidak mengklaim bahwa pemahaman kitalah satu satunya kebenaran.
Jika engkau memiliki satu pemahaman terhadap satu ayat Allah, maka itulah satu kebenaran yang engkau temukan. Dan ingat masih ada 59999 makna lain yang belum engkau temukan dan bisa jadi ditemukan oleh orang lain.
لها معان كموج البحر في مدد # وفوق جوهره في الحسن و القيم
Ayat ayat al Qur’an memiliki makna bagai gelombang lautan # keindaham dan nilai nilainya melebihi permata permata di lautan.
Begitulah ungkapan sang Pecinta Rasulullah, Al Imam al Bushiri dalam salah satu Bait Burdahnya.
Wallahu A’lam
070520 Situbondo
Sumber: https://www.facebook.com/imam.nakhai1/posts/10219748570458950