Oleh: Dr. (HC) KH. Husein Muhammad
(Pakar Tafsir Gender/Pendiri Fahmina Institute/Pengasuh PP. Dar al-Tauhid Cirebon/Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan)
Abdul Karim Al-Jily, seorang sufi besar, adalah penafsir paling fasih ajaran Wahdah al-Wujud, gagasan Al-Syeikh al-Akbar Ibn Arabi, disamping Shadruddin Al-Qunawi (anak tiri Ibn Arab). Dalam Karyanya yang paling populer “Al-Insan al-Kamil”, ia bercerita tentang mimpinya bertemu Filsuf terbesar Platon. Ia mengatakan :
ولقد اجتمعت بأفلاطون الذي يعده أهل الظاهر كافرا , فرأيته وقد ملأ العالم الغيبي نورا وبهجة , ورأيت له مكانة لم أرها إلا لآحاد من الأولياء , فقلت له : من أنت ؟ قال : قطب الزمان.
“Aku bertemu Plato, orang yang dituduh kafir oleh kaum literalis/tekstualis. Aku melihat dia berada di suatu tempat yang misteri yang diliputi cahaya dan keindahan. Aku tidak pernah melihat kedudukan yang amat terhormat seperti yang diduduki dia, kecuali di kalangan para wali (kekasih Tuhan). Aku bertanya kepada orang yang aku temui: “siapakah anda?”. Dia menjawab : “aku adalah kutub zaman”. (Abd al-Karim al-Jily, Al-Insan al-Kamil fi Ma’rifah al-Awakhir wa al-Awail, II/52).
Edisi reproduksi 04.03.2020
Repost lagi : 04.03.2021
HM
Sumber: https://www.facebook.com/husayn.muhammad/posts/10224762267779821