Oleh: Dr. (HC) KH. Husein Muhammad
(Pakar Tafsir Gender/Pendiri Fahmina Institute/Pengasuh PP. Dar al-Tauhid Cirebon/Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan)
Orang yang tercerahkan selalu berpikir substantif (isi), sementara orang yang tak tercerahkan berpikir formalis (kulit).
Imam al-Ghazali mengatakan dalam Misykat :
وَالَّذِى تَنْكَشِفُ لَه الْحَقَائِقُ يَجْعَلُ الْمَعَانِى أَصْلاً وَالْاَلْفَاظَ تَابِعًا. وَاَمْرُ الضَّعِيفِ بِاْلعَكْسِ, إِذْ يَطْلُبُ الْحَقَائِقَ مِنَ الْاَلْفَاظ
“Dia (mereka) yang tercerahkan, mencari kebenaran pada makna bukan pada kata. Dia yang akalnya lemah (tak tercerahkan) melakukan sebaliknya; mencari kebenaran dari kata bukan dari makna”.
24.01.19
Repost, 24.01.21
HM
Sumber: https://www.facebook.com/husayn.muhammad/posts/10224446621288856