Oleh: KH. Ma’ruf Khozin
(Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur/Direktur Aswaja Center PWNU Jatim)
Para ulama Salaf sejak masa Sahabat sudah mengenal keutamaan Rajab, khususnya awal malam pertama. Misalnya yang disampaikan imam Mazhab kita:
(ﻗﺎﻝ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ) : ﻭﺑﻠﻐﻨﺎ ﺃﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻘﺎﻝ: ﺇﻥ اﻟﺪﻋﺎء ﻳﺴﺘﺠﺎﺏ ﻓﻲ ﺧﻤﺲ ﻟﻴﺎﻝ ﻓﻲ ﻟﻴﻠﺔ اﻟﺠﻤﻌﺔ، ﻭﻟﻴﻠﺔ اﻷﺿﺤﻰ، ﻭﻟﻴﻠﺔ اﻟﻔﻄﺮ، ﻭﺃﻭﻝ ﻟﻴﻠﺔ ﻣﻦ ﺭﺟﺐ، ﻭﻟﻴﻠﺔ اﻟﻨﺼﻒ ﻣﻦ ﺷﻌﺒﺎﻥ
Asy-Syafii berkata bahwa telah sampai kepada kami: “Doa dikabulkan pada 5 malam, malam Jumat, malam idul Fitri, malam idul Adha, awal malam Rajab dan malam nisfu syaban” (Al-Umm 1/264)
Perkataan ini juga disampaikan oleh Sahabat Ibnu Umar (Mushannaf Ibni Abdirrazzaq), Khalifah Umar bin Abdul Aziz (At-Targhib wa Tarhib), dan Khalid bin Ma’dan (Fadhail Rajab, Al-Khallal).
Pentarjih utama Mazhab Syafi’i, Imam Nawawi, menjelaskan:
ﻭاﺳﺘﺤﺐ اﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻭاﻷﺻﺤﺎﺏ اﻹﺣﻴﺎء اﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﻣﻊ ﺃﻥ اﻟﺤﺪﻳﺚ ﺿﻌﻴﻒ ﻟﻤﺎ ﺳﺒﻖ ﻓﻲ ﺃﻭﻝ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﺃﻥ ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ اﻟﻔﻀﺎﺋﻞ ﻳﺘﺴﺎﻣﺢ ﻓﻴﻬﺎ ﻭﻳﻌﻤﻞ ﻋﻠﻰ ﻭﻓﻖ ﺿﻌﻴﻔﻬﺎ
Asy-Syafii dan para ulama Syafi’iyah menganjurkan untuk menghidupkan malam Rajab dan lainnya padahal hadisnya daif, adalah dikarenakan seperti yang dijelaskan di permulaan kitab ini bahwa hadis daif ditolerir dan diperbolehkan untuk diamalkan sesuai kedaifannya (Al-Majmu’ 5/43)
Sumber: https://www.facebook.com/makruf.khozin/posts/5596477287046881