Oleh: KH. Ma’ruf Khozin
(Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim/Direktur Aswaja Center PWNU Jatim)
Cinta Itu Adalah Sayidina Muhammad shalallahu alaihi wasallam
Walaupun saya sudah tidak muda lagi dan rambut saya seperti pendekar rambut putih dari gunung Arjuno, namun jangan dikira saya tidak bisa memberi kata pengantar bertemakan cinta pada sebuah buku yang berisikan tentang cinta. Sebab cinta adalah satu kata dengan sejuta makna. Dan makna terbesar cinta dalam manusia terdapat dalam diri Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Sebab di antara bagian besar dalam Islam adalah cinta, seperti dalam riwayat:
عن عتبة بن عبد رضي الله عنه قال: بايعت رسول الله صلى الله عليه وسلم سبع بيعات: خمساً على الطاعة، واثنتين على المحبة.
Utbah bin Abd Radhiyallahu Anhu berkata: “Saya berbaiat kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sebanyak 7 kali. Yang 5 adalah tentang kepatuhan. Yang 2 adalah tentang CINTA” (HR Al-Baghawi, Ibnu Asakir dan Abu Nuaim)
Buku yang ditulis oleh ustaz muda alumni Sidogiri ini berjudul “Mengeja Jejak-jejak Cinta Pada Baginda” langsung membuat saya gemar membaca isinya. Sebab kisah-kisah cinta para sahabat kepada Nabi Muhammad berhasil dibahasakan dengan kata-kata puitis.
Saya tanya kepada penulis “Anda bisa merangkai kata seindah ini, apa pernah disakiti oleh wanita?” Ust Saifuddin Syadiri menjawab: “Ya, sering”, kami tertawa bersama. Di antara hikmah putus cinta adalah menjadi seorang penulis karena memiliki banyak imajinasi yang dituangkan melalui pena.
Semoga segera terbit dan dapat kita selami arti cinta kepada Nabi dan kecintaan Nabi kepada kita.
Sumber: https://www.facebook.com/makruf.khozin/posts/4275902822437674