Oleh: DR. (HC) KH. Husein Muhammad
Pakar Tafsir Gender/Pendiri Fahmina Institute/Pengasuh PP. Dar al-Tauhid Cirebon/Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Suatu hari ada tamu rombongan dari luar Cirebon untuk silaturrahim. Salah seorang dari mereka bertanya tentang Ulama Suu’ (علماء السوء)ۨ. Aku menyampaikan :
Ibnu Rusyd, filsuf muslim terkemuka sekaligus ahli hukum Islam besar mengatakan :
التجارة بالأديان هي التجارة الرائجة في المجتمعات التي ينتشر فيها الجهل.
Jualan/berdagang yang paling menguntungkan adalah jualan/dagang agama pada masyarakat yang di dalamnya kebodohan menyebar.
إذا أردت أن تتحكم فى جاهل فعليك أن تغلف كل باطل بغلاف دينى”.
“Jika kamu ingin menguasai orang bodoh, maka hal-hal yang salah dikemas dengan bungkusan agama”
Sementara demikian, Anas R.a. menginformasikan pernyataan Nabi :
عن انس رضی الله عنه عن رسول الله ص ويل لامتی من علماء السوء يتخذون العلم تجارة يبيعونها ، لا اربح الله تجارتهم.
“Betapa menderitanya umat akibat mengikuti “ulama su”. Mereka (ulama suu) menggunakan ilmunya sebagai dagangan (demi keuntungan diri). Semoga Allah tak memberi keuntungan pada dagangan mereka”.
Secara literal Ulama Suu, bermakna ulama buruk.
Ulama Suu dimaksudkan sebagai orang yang mengerti ajaran agama dan selalu menganjurkan kebaikan tapi perbuatannya dan perilakunya sendiri buruk, bertentangan dengan anjurannya.
Al-Qur’an menyatakan :
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Betapa besar ketidaksukaan Allah, kamu mengatakan hal-hal yang tidak kamu kerjakan”.
Tentang ulama su‘ ini, Imam Ghazali kemudian mengutip sabda Rasul saw. saat berpesan kepada umatnya,
أنا من غير الدجال أخوف عليكم من الدجال فقيل: وما هو يارسول الله؟، فقال: علماء السوء
“Ada yang paling aku khawatirkan dari kalian ketimbang Dajjal.” Beliau kemudian ditanya, “Apa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ulama su.”
10.02.21
HM
Sumber: https://www.facebook.com/husayn.muhammad/posts/10224605740546738