Dr. Imam Nakha’i, M.H.I.
(Dosen Ma’had Aly Situbondo)
Dalam diskusi menjelang buka bersama BOSCH Indonesia, ada jemaat yang bertanya, bagaimana mengingatkan Istri atau Suami yang tidak mau berpuasa atau shalat?
Saya bertanya? Apakah istri atau suami anda tidak ingat? Sehingga perlu diingatkan? Ia menjawab ya ingat pak Ustad. Apakah ia tidak tahu bahwa puasa dan shalat adalah kewajiban? Ia menjawab kembali, tahu.
Oh kalau begitu ia tidak butuh diingatkan atau atau diceramahi tentang kewajiban shalat dan puasa. Ia tidak butuh kata kata dan dalil nya.
Ia hanya membutuhkan “keteladanan”. Buktikan bahwa shalat dan puasamu berdampak pada penguatan kapasitasmu sebagai suami atau istri. Sudahkah shalat dan puasamu melahirkan penghormatan pada pasanganmu? Sudah ia melahirkan kesalingmengertian dalam keluarga? Sudahkah ia melahirkan kesalingkerjasamaan dalam keluarga, sudahkah ia melahirkan keadilan hakiki dalam relasi suami istri?, Jika jawabnya belum. Maka…..
Kita tidak perlu kata kata untuk mengingatkan orang lain. Mereka justru membutuhkan ketaladanan Tanpa kata, yaitu bahwa shalat dan puasa meningkatan kwalitas kemanusiaan kita.
Kita perlu kembali kepada Kalam tanpa huruf dan tanpa suara, sebagaimana firman Allah yang tampa huruf dan suara. Firman Allah tidak turun kepada telinga dan akal Mulya kanjeng Rasul, melainkan turun kedalam “kalbu” agung Rasulullah.
Teriakan teriakan dakwah, bisa jadi hanyalah sampai di telinga dan akal. Hanya keteladanan yang mampu menembus kalbu, tentu dengan hidayah Allah SWT.
Wallahu A’lam
Situbondo, 290421
Sumber: https://www.facebook.com/imam.nakhai1/posts/10222510764872084