Oleh: DR. (HC) KH. Husein Muhammad
Pakar Tafsir Gender/Pendiri Fahmina Institute/Pengasuh PP. Dar al-Tauhid Cirebon/Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Ini hanya deskripsi kira-kira
Nalar Eksklusif
Nalar eksklusif (tertutup) adalah nalar yang terbelenggu oleh identitas primordial sekaligus membanggakannya
Yang menunggalkan makna suatu kata dan mengabsolutkan tekstualitas
Yang lebih suka mengulang-ulang bacaan klasik meski telah usang dan tak lagi relevan
Yang senang berjalan di tempat yangsama atau berputar-putar di situ.
Yang amat gemar mencurigai, mensesatkan orang, hanya karena berbeda dari dirinya
Yang bangga dengan dirinya sendiri
Yang rajin mengajak orang laindengan memaksa dan indoktrinatif
Yang membangun fanatisme buta
Yang meminggirkan logika dan anti metafora
Yang menyingkirkan ruh
Yang mengingkari imajinasi
Nalar Inklusif
Nalar inklusif(terbuka) adalah nalar yang tak bicara soal identitas, melainkan tentang ruang yang tak tersekat-sekat dan menghargai yang lain.
Nalar yang memandang teks sebagai respon atas sejarah manusia, karena itu tidak statis.
Nalar yang lantang bercerita tentang waktu yang terus bergulir menatap ke depan.
Yang selalu bertanya “mengapa” dan untuk apa? , bukan hanya menerima apa yang sudah ada dan pokoknya harus begitu.
Yang tak pernah berhenti mendefinisi ulang atas terma-terma yang usang
Dan yang selalu tersenyum menjemput masa depan
08.07.19
11.02.21
HM
Sumber: https://www.facebook.com/husayn.muhammad/posts/10224613533221550