Ibadah di Bulan Ramadhan dan Selain Ramadhan
Oleh: Prof. Dr. Ali Jum’ah Muhammad Abd al-Wahhab
(Ulama Besar Al-Azhar Kairo/Mufti Mesir tahun 2003-2013)
Ada sebagian orang masuk masjid pada bulan Ramadhan. Ada juga yang melaksanakan shalat hanya pada bulan Ramadhan. Mereka mengira bahwa Ramadhan adalah bulan dikabulkannya amal ibadah, sedangkan bulan-bulan lain tidak. Bagaimana meluruskan pemahaman yang keliru ini?
Diriwayatkan dari Aisyah ra. bahwa ia berkata, “Pada saat Rasululaah Saw wafat, Abu Bakar sedang berada di kampung Sunuh. Ketika itu Umar berdiri dan berkata, ‘Demi Allah, sesungguhnya Rasulullah Saw. belum wafat!” Aisyah ra. melanjutkan, “Kemudian, Umar berkata, ‘Demi Allah tidaklah terbesit dalam hatiku melainkan beliau belum mati, sungguh Allah pasti akan membangkitkannya dan akan memotong kaku dan tangan mereka (yang mengatakan Rasulullah telah mati). Kemudian, datang Abu Bakar. Dia menyibak kain penutup Rasulullah Saw. dan menciumnya sambil berkata, ‘Kutebus dirimu dengan ibu dan bapakku. Alangkah harumnya engkau di saat hidup dan di saat mati. Demi Tuhan yang jiwaku berada di tanganNya, Allah tidak akan menimpakan kepadamu kematian dua kali selama-lamanya. Abu Bakar kemudian keluar ruangan dan berkata, ‘Wahai orang yang bersumpah (yakni Umar) tahanlah bicaramu!’ Ketika Abu Bakar mulai berbicara, Umar pun duduk. Setelah memuji Allah dan menyanjung-Nya, Abu Bakar berkata, ‘Ketahuilah, siapa saja yang menyembah Muhammad Saw., maka sesungguhnya Muhammad sekarang telah wafat. Dan barang siapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Dia Mahahidup dan tidak akan mati. Kemudian, beliau membacakan firman Allah:
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)” (QS. az-Zumar [39]: 30).
Dan firman Allah lainnya;
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلًا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَنْ يُرِدْ ثَوَابَ الْآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibawah kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan udharat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur” (QS. Ali Imran [3]: 144).
Datangnya bulan Ramadhan pun untuk mengingatkan umat Islam akan apa yang seharusnya mereka lakukan. Ramadhan tidaklah semulia itu karena pada bulan itu diturunkan al-Qur’an, seperti difirmankan oleh Allah Swt.: Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan al-Qur’an. (QS. al-Baqarah [2]: 185). Bahkan, lailatul qadar (malam keagungan) itu pun tidak seagung itu, kecuali karena pada bulan itu diturunkan al-Qur’an.
Al-Qur’an yang menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan mulia dan menjadikan lailatul qadar sebagai malam keagungan, itu masih ada dan terpelihara berkat peliharaan Allah. Maksudnya agar al-Qur’an tetap berfungsi mengontrol keistiqamatan kita, mengendalikan moral kita, meminta ketaatan kita, menjadi pemersatu, menjadi rahmat.
Umat ini akan tetap ada selama al-Qur’an, dan Sunnah yang menjalankan penjelasannya, terpelihara. Oleh karena itu, orang yang mengira bahwa beribadah hanya dituntut pada bulan Ramadhan saja, dia sebenarnya tertipu. Ramadhan seharusnya menjadi pengingat buat kita, sementara ibadah itu sendiri tidak boleh berhenti. Memenuhi perintah Allah harus dilakukan dalam keadaan apa pun dengan penuh ketakwaan. Ramadhan menyediakan kemungkinan itu. Diriwayatkan dari Abu Dzar, ia berkata, “Rasulullah Saw. berkata kepadaku, ‘Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada. Sertakanlah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik akan menghapus perbuatan yang buruk. Dan pergaulilah masyarakat dengan akhlak yang baik.’
Terakhir, saya ingin mengatakan kepada mereka yang beranggapan bahwa Ramadhan memiliki keunikan khusus, sehingga memungkinkan seorang berbuat baik pada bulan Ramadhan, kemudian meninggalkan perbuatan baik di luar Ramadhan, “Bertakwalah kepada Allah. Teruslah melakukan ketaatan kepada Allah sepanjang waktu sebisa kamu, agar kamu benar-benar telah memanfaatkan Ramadhan dengan melatih diri berbuat baik.”
Al-Qur’an yang diturunkan pada bulan Ramadhan masih ada terpelihara berkat pemeliharaan Allah. Kitab Suci itu akan menjadi hujjah yang menguatkan kita atau melemahkan kita. Dia akan menguatkan kita jika menanggapi seruannya dalam keadaan apa pun. Dan dia akan melemahkan kita jika kita berpaling darinya atau bertentangan dengannya.
Sumber: Syaikh Ali Jum’ah Menjawab 99 Soal Keislaman: Menyorot Problematika Fiqih Ibadah, Fiqih Muamalah, Hingga Fiqih Kedokteran dan Sains. Penyadur: Muhammad Arifin, Penyunting: Faiq Ihsan Anshari, Tangerang: Lentera Hati: Cetakan I, 2014. Hal. 94-97.