Musibah (Serial Kajian Tasawuf)
Oleh: Dr. H. Wajidi Sayadi, M.Ag. (Profil)
Dosen Tafsir Hadis IAIN Pontianak/Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Barat
Allah berfirman:
هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالاً شَدِيدًا
Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. (QS. Al-Ahzab/33: 11).
وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ
Dan Kami coba mereka dengan (ni`mat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk. (QS. Al-A’raf/7: 168).
وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). (QS. Al-Anbiya’/21: 35).
Ketahuilah bahwa musibah itu ada tiga macam:
1. Musibah bagi orang-orang yang ikhlas, dan ini merupakan nikmat dan hukuman.
2. Musibah bagi orang-orang takwa dan suci, dan ini akan mengangkat derajat dan menutupi dosa-dosa mereka.
3. Musibah bagi orang-orang jujur dan para Nabi, dan ini merupakan ikhtiar dan ujian.
Sebagian ulama berpendapat bahwa musibah itu merupakan ujian bagi orang-orang yang lalai dan jatah pemberian bagi orang-orang arifin (yang sudah sampai pada level ma’rifat).
Nabi SAW. bersabda: “Manusia yang paling berat musibahnya adalah para Nabi dan orang-orang saleh.”
Hadis ini diriwayatkan Thabarani dalam Mu’jam al-Kabir bersumber dari suadara Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu. Lihat dalam as-Suyuthi, Jami’ al-Ahadits Juz I h. 594 Hadis No. 3070. Ibnu an-Najjar juga meriwayatkannya bersumber dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dengan menggunakan redaksi “al-Anbiya’” bukan “an-Nabiyyun”, lihat dalam Juz I h. 601 Hadis No. 3120, (Muhaqqiq).
Dalam hadis lain, Nabi SAW. bersabda: “Manusia yang paling berat musibahnya adalah para Nabi, kemudian mereka yang lebih dekat dengan derajat kenabian, lalu mereka lagi yang dekat dengan posisi itu.”
Hadis ini diriwayatkan Ahmad ibn Hambal, Bukhari, Nasai, dan Ibnu Majah semuanya bersumber dari Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu. Lihat dalam as-Suyuthi, Jami’ al-Ahadits Juz I h. 601 Hadis No. 3068. Hadis No. 3069 riwayat Ibnu Hibban dari Abu Said Radhiyallahu ‘anhu. Hadis No. 3070 telah dijelaskan takhrij-nya di atas. Hadis No. 3071 riwayat Ibnu Majah, Abu Ya’la, dan Hakim semuanya bersumber dari Abu Said Radhiyallahu ‘anhu. Hadis No. 3072 riwayat Ahmad ibn Hambal dan Thabarani bersumber dari Fatimah ibnti al-Yaman Radhiyallahu ‘anha. Lihat dalam as-Suyuthi, Jami’ al-Ahadits Juz I h. 593-594, Muhaqqiq).
Ada yang mengatakan bahwa sakit dan kelaparan itu mengandung empat manfaat; 1) Membersihkan dosa. 2) Mengingatkan akan kehidupan akhirat. 3) Mencegah kemaksiatan. 4) Mendorong keikhlasan dalam berdoa.
Nabi SAW. bersabda: “Sesungguhnya orang-orang sehat nanti pada hari kiamat merasa senang kulitnya digunting-gunting di dunia, ketika menyaksikan pahala orang-orang yang sering mendapat musibah.”
Dalam hadis lain, Nabi SAW. bersabda: “Sesungguhnya Allah memperhatikan hambanya yang beriman dengan cara menimpakan musibah kepadanya, sebagaimana halnya orang tua yang memperhatikan anaknya dengan cara memberi makanan kepadanya.”
Kedua hadis ini diriwayatkan Baihaqi dalam asy-Syu’ab dan Ibnu Asakir bersumber dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu dengan redaksi “Liyata’had” dengan tambahan syarat lain. Lihat dalam as-Suyuthi, Jami’ al-Ahadits Juz I h. 325 Hadis No. 5448, (Muhaqqiq).
Sumber: https://www.facebook.com/wajidi.sayadi/posts/10211630855686982