Panrita.id

Keajaiban Bismillah dalam Tafsir ar-Razi

Oleh: Prof. Dr. H. Nadirsyah Hosen, LLM, MA (Hons), Ph. D. (Profil)

Penerima 2 Ijazah Magister dan 2 Ijazah Ph.D. masing-masing di bidang Hukum Komersial dan Hukum Islam/Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia-New Zealand/Dosen Senior Monash Law School

Imam Fakhruddin ar-Razi (1149-1209) adalah salah seorang raksasa ilmu dalam dunia Islam. Pengarang Mafāṭīḥ al-Ghayb atau Kitāb at-Tafsīr al-Kabīr ini telah menulis sekitar 100 kitab. Selain menulis kitab tafsir dan juga ushul al-fiqh, beliau juga menulis tentang kedokteran, astronomi, grammar, geometri, sejarah dan bidang lainnya. Beliau menguasai sejumlah disiplin ilmu berbeda. Jagoan berdebat dan tidak takut berpolemik.

Dalam kitab tafsirnya, saat menafsirkan surat al-Fatihah, Imam ar-Razi menuliskan sejumlah kisah yang menceritakan aspek spiritual dari kalimat Bismillah.

Saya cuplik di bawah ini tanpa tambahan penjelasan dari saya. Biarlah para pembaca melakukan perenungan masing-masing. Semoga cahaya Bismillah menerangi jalan hidup kita. Amin Ya Allah

النكتة الأولى:

مرض موسى عليه السلام واشتد وجع بطنه، فشكا إلى الله تعالى، فدله على عشب في المفازة، فأكل منه فعوفي بإذن الله تعالى، ثم عاوده ذلك المرض في وقت آخر فأكل ذلك العشب فازداد مرضه، فقال: يا رب، أكلته أولا فانتفعت به، وأكلته ثانيا فازداد مرضي، فقال: لأنك في المرة الأولى ذهبت مني إلى الكلأ فحصل فيه الشفاء، وفي المرة الثانية ذهبت منك إلى الكلأ فازداد المرض، أما علمت أن الدنيا كلها سم قاتل وترياقها اسمي؟.

Bagian pertama:

Nabi Musa merasakan sakit di perutnya. Beliau mengadu kepada Allah yang kemudian menyuruhnya mengambil sejenis daun di padang pasir. Nabi Musa mengunyahnya dan sembuh dengan ijin Allah. Kemudian Nabi Musa mengalami masalah lagi dengan perutnya, maka Mabi Musa langsung mengunyah kembali dedauan itu, namun sakitnya malah bertambah nyeri.

Beliau mengadu: “Ya Rabb, waktu pertama kali aku makan, aku langsung sembuh. Taoi kali kedua bukan hanya gak sembuh tapi malah bertambah parah”

Allah menjawab: “Kali pertama kamu datang mengadu kepadaKu memohon kesembuhan. Tapi pada kali kedua kamu langsung saja mengunyahnya tanpa meminta petunjuk dan ijin dariKu. Tidakkah kamu tahu bahwa dunia ini semuanya adalah racun dan penawarnya hanyalah dengan menyebut namaKu?”

الثانية: باتت رابعة ليلة في التهجد والصلاة، فلما انفجر الصبح نامت، فدخل السارق دارها وأخذ ثيابها، وقصد الباب فلم يهتد إلى الباب، فوضعها فوجد الباب، ففعل ذلك ثلاث مرات، فنودي من زاوية البيت: ضع القماش واخرج فإن نام الحبيب فالسلطان يقظان.

Bagian Kedua:

Rabi’atul Adawiyah menghabiskan waktunya sepanjang malam dengan tahajud dan berdoa, kemudian tidur setelah fajar. Seorang pencuri memasuki rumahnya dan mengambil pakaiannya. Pencuri itu menuju pintu tapi gagal menemukan pintu keluar. Kemudian dia letakkan pakaian Rabi’ah, dan pencuri itu melihat pintu keluar. Begitu dia raih lagi pakaian Rabi’ah, dia tidak bisa lagi menemukan pintu keluar. Begitu seterusnya sampai tiga kali. Terdengar suara dari sudut rumah: “Tinggalkan baju itu dan keluarlah, karena ketika sang pecinta sedang tidur, Sang Penguasa tetap terjaga”

‎الثالثة: كان بعض العارفين يرعى غنما وحضر في قطيع غنمه الذئاب، وهي لا تضر أغنامه، فمر عليه رجل وناداه: متى اصطلح الذئب والغنم؟ فقال الراعي: من حين اصطلح الراعي مع الله تعالى.

Bagian ketiga:

Ada seorang Arif yang menjaga domba. Suatu hari, srigala datang tapi tak mengganggu dombanya. Seorang yang melintasi dan melihat peristiwa itu berseru: “Sejak kapan srigala berdamai dengan domba?” Orang Arif ini menjawab: “Sejak penjaga domba berdamai dengan Allah.”

الرابعة: قوله (بسم الله) معناه أبدأ باسم الله، فأسقط منه قوله: «أبدأ» تخفيفا، فإذا قلت بسم الله فكأنك قلت أبدأ باسم الله، والمقصود منه التنبيه على أن العبد من أول ما شرع في العمل كان مدار أمره على التسهيل والتخفيف والمسامحة، فكأنه تعالى في أول كلمة ذكرها لك جعلها دليلا على الصفح والإحسان.

Bagian keempat:

Ucapan Bismillah. Dengan Menyebut Nama Allah sebetulnya bermakna “saya memulai dengan menyebut nama Allah”. Tapi kata “saya memulai” itu dihapus untuk meringankan kalimat. Begitu kamu berkata “Bismillah” itu seakan kamu telah berkata “Saya memulainya dengan menyebut nama Allah.” Tujuan dari ini adalah untuk menunjukkan bahwa seorang hamba saat memulai aktivitasnya itu dengan jalan kemudahan, keringanan dan kelapangan. Seakan Allah telah membuat kalimat pertama dalam kitab suciNya sebuah pertanda akan ampunan dan kebaikan.

الخامسة:

روي أن فرعون قبل أن يدعي الإلهية بنى قصرا وأمر أن يكتب (بسم الله) على بابه الخارج، فلما ادعى الإلهية وأرسل إليه موسى عليه السلام ودعاه فلم ير به أثر الرشد قال: إلهي كم أدعوه ولا أرى به خيرا، فقال تعالى: يا موسى، لعلك تريد إهلاكه، أنت تنظر إلى كفره وأنا أنظر إلى ما كتبه على بابه، والنكتة أن من كتب هذه الكلمة على بابه الخارج صار آمنا من الهلاك وإن كان كافرا فالذي كتبه على سويداء قلبه من أول عمره إلى آخره كيف يكون حاله؟.

Bagian kelima:

Diriwayatkan bahwa sebelum Fir’aun mengklaim dirinya sebagai Tuhan, dia membangun sebuah istana dan menulis di atas pintunya: Bismillah. Ketika dia ingkar dan mengaku sebagai Tuhan, Allah mengutus Nabi Musa.

Nabi Musa mendakwahi Fir’aun tapi tidak melihat tanda-tanda Fir’aun menerima dakwahnya, kemudian mengadulah Nabi Musa kepada Allah:

“Ilahi, aku ajak Fir’aun tapi dia menolak. Aku tidak melihat tanda-tanda kebaikan padanya.”

Allah menjawab: “Wahai Musa, mungkin kamu menginginkan kehancuran Fir’aun, kamu melihat pada kekafirannya sekarang, sementara Aku melihat pada apa yang sebelumnya dia tulis di atas pintu.”

Artinya, dia yang menulis kalimat Bismillah pada pintunya saja menjadi selamat dari kehancuran meskipun dia kafir. Bayangkan apa yang akan terjadi ketika orang menuliskan kalimat Bismillah dari hati yang paling dalam, sejak awal sampai akhir hayatnya?

Kita lanjutkan ngaji Tafsir ar-Razi tentang ucapan Bismillah. Kisah-kisah di bawah ini yang saya pilihkan akan mengungkap berbagai rahasia dari menyebut namaNya:

‎السابعة عشرة:

قال صلى الله عليه وسلم: «من توضأ ولم يذكر اسم الله تعالى كان طهورا لتلك الأعضاء، ومن توضأ وذكر اسم الله تعالى كان طهورا لجميع بدنه، فإذا كان الذكر على الوضوء طهورا لكل البدن فذكره عن صميم القلب أولى أن يكون طهورا للقلب عن الكفر والبدعة.

Bagian ke-17

Nabi Saw bersabda: ‘sesiapa yang berwudhu tanpa menyebut Bismillah, efek suci wudhunya hanya untuk anggota badannya yang berwudhu saja. Tapi sesiapa yang membaca Bismillah sebelum berwudhu, kesuciannya meliputi semua tubuhnya.” Jika membaca [Bismillah] digabung dengan berwudhu akan mensucikan semua tubuh kita, maka membacanya dari hati terdalam akan lebih utama untuk mensucikan hati dari kekafiran dan bid’ah.

‎الثامنة عشرة: طلب بعضهم آية من خالد بن الوليد فقال: إنك تدعي الإسلام فأرنا آية لنسلم، فقال:

ائتوني بالسم القاتل، فأتي بطاس من السم، فأخذها بيده وقال: بسم الله الرحمن الرحيم، وأكل الكل وقام سالما بإذن الله تعالى، فقال المجوس هذا دين حق.

Bagian ke-18

Ada sebagian pihak yang meminta keajaiban dari Khalid bin Walid, “Anda mengklaim Islam itu benar, tunjukkan pada kami buktinya sehingga kami akan masuk Islam.”

Khalid meminta mereka menyediakan racun. Lantas Khalid membaca Bismillahirrahmanirrahim, dan meneguk racun itu. Lalu beliau berdiri dan tidak mengalami apapun, dengan ijin Allah. Maka mereka orang-orang Majusi itu berkata: “Inilah agama yang benar!”

‎التاسعة عشرة:

‎مر عيسى ابن مريم عليه السلام على قبر فرأى ملائكة العذاب يعذبون ميتا، فلما انصرف من حاجته مر على القبر فرأى ملائكة الرحمة معهم أطباق من نور، فتعجب من ذلك، فصلى ودعا الله تعالى فأوحى الله تعالى إليه: يا عيسى، كان هذا العبد عاصيا ومذ مات كان محبوسا في عذابي، وكان قد ترك امرأة حبلى فولدت ولدا وربته حتى كبر، فسلمته إلى الكتاب فلقنه المعلم بسم الله الرحمن الرحيم، فاستحيت من عبدي أن أعذبه بناري في بطن الأرض وولده يذكر اسمي على وجه الأرض

Bagian ke-19

Nabi Isa melewati kuburan dan ‘menyaksikan’ Malaikat sedang menyiksa orang yang dikubur itu. Ketika Nabi Isa melintasi kuburan yang sama dalam perjalanan pulangnya, beliau alaihis salam terkejut bahwa kali ini Malaikat rahmat sedang menerangi kuburan itu. Takjub dengan perbedaan yang beliau lihat, Nabi Isa berdoa memohon petunjuk Allah.

Allah menjawab: “Wahai Isa, hambaKu ini seorang pendosa dan sejak dia dikubur dia telah menerima siksa dariKu. Namun dia meninggalkan istri yang hamil saat dia wafat. Kini anak itu tekah besar dan mulai belajar agama. Gurunya mengajarkan anak lelaki itu mengucap Bismillahirrahmanirrahim. Oleh karenanya Aku tidak lagi menghukum penghuni kuburan itu sejak anaknya menyebut namaKu di muka bumi.”

‎العشرون: سئلت عمرة الفرغانية- وكانت من كبار العارفات- ما الحكمة في أن الجنب والحائض منهيان عن قراءة القرآن دون التسمية فقالت: لأن التسمية ذكر اسم الحبيب والحبيب لا يمنع من ذكر الحبيب.

Bagian ke-20

‘Amrah al-Farganiyyah, seorang perempuan sufi, ditanya: “Apa hikmah dari dilarangnya perempuan yang sedang menstruasi dan lelaki yg junub membaca al-Qur’an, tetapi tidak dilarang membaca Bismillah?”

Beliau menjawab: “Bismillah itu menyebut nama Sang Kekasih. Dan pecinta tidak pernah dicegah untuk menyebut nama Sang Kekasih.”

…..

‎الثالثة والعشرون: قيل «بسم الله الرحمن الرحيم» تسعة عشر حرفا، وفيه فائدتان: إحداهما: أن الزبانية تسعة عشر، فالله تعالى يدفع بأسهم بهذه الحروف التسعة عشر، الثانية: خلق الله تعالى الليل والنهار أربعة وعشرين ساعة، ثم فرض خمس صلوات في خمس ساعات فهذه الحروف التسعة عشر تقع كفارات للذنوب التي تقع في تلك الساعات التسعة عشر.

Bagian ke-23

Disebutkan bahwa ada dua faedah dari kalimat Bismillahirrahmanirrahim yang terdiri dari 19 huruf.

Pertama, Malaikat Zabaniyah di neraka itu berjumlah 19. Allah mencegah siksaan mereka dengan 19 huruf dalam Bismillahirrahmanirrahim ini

Kedua, Allah menciptakan siang-malam dalam 24 jam. Allah juga mewajibkan shalat dalam lima waktu, yang berkaitan dengan waktu lima jam. 19 huruf dalam Bismillahirrahmanirrahim sebagai kafarat terhadap dosa-dosa kita dalam 19 jam setiap hari.

‎الرابعة والعشرون: لما كانت سورة التوبة مشتملة على الأمر بالقتال لم يكتب في أولها/ «بسم الله الرحمن الرحيم» وأيضا السنة أن يقال عند الذبح «باسم الله، والله أكبر» ولا يقال: «بسم الله الرحمن الرحيم» لأن وقت القتال والقتل لا يليق به ذكر الرحمن الرحيم، فلما وفقك لذكر هذه الكلمة في كل يوم سبع عشرة مرة في الصلوات المفروضة دل ذلك على أنه ما خلقك للقتل والعذاب، وإنما خلقك للرحمة والفضل والإحسان،

والله تعالى الهادي إلى الصواب.

Bagian ke-24

Surat at-Tawbah berkenaan dengan peperangan membunuh orang lain, dan karenanya kalimat Bismillahirrahmanirrahim tidak dibaca di awal surat at-Tawbah. Begitu juga saat menyembelih binatang, bacaannya adalah Bismillahi Allahu Akbar, bukan Bismillahirrahmanirrahim.

Ini disebabkan peperangan dan pembunuhan tidak cocok dengan sifat ar-Rahman dan ar-Rahim dari Allah. Oleh karena itu, Allah membimbing kalian membaca Bismillahirrahmanirrahim 17 kali setiap hari dalam shalat wajib karena Allah tidak menciptakan kamu untuk membunuh atau menyiksa. Tetapi Allah menciptakan kalian untuk kasih sayang, keutamaan dan kebaikan.

Allah adalah Dia yang memberi petunjuk kita kepada kebenaran.

Tabik,

Sumber: https://www.facebook.com/1552475198334094/posts/2298685663713040/

https://www.facebook.com/1552475198334094/posts/2298149913766615/