Oleh: Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA. (Profil)
Doktor Tafsir Universitas Al-Azhar Kairo dengan Predikat Mumtaaz ma’a martabah al-syarf al-ula-Summa Cum Laude/Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an-PSQ
Semua kita mengakui bahwa bencana Covid-19 telah mengakibatkan banyak hal yang dialami oleh umat manusia. Namun, sementara orang justru mengaitkan hal tersebut dengan kehendak Allah untuk menjelaskan kebenaran ajaran agama-Nya sekaligus memaksakan syariat-Nya untuk umat manusia.
Kata mereka, syariat sebenarnya telah memerintahkan kebersihan; mencuci tangan melalui wudu dan sebelum makan. Yang lain menambahkan, syariat memerintahkan untuk memakai cadar, mengharamkan pergaulan bebas, meniadakan klub malam, mengharamkan narkoba, rokok, dan sejenisnya dan masih banyak lagi lainnya.
Maka, melalui kekhawatiran terhadap virus ini, manusia hendaknya menghindarinya dengan terpaksa karena paksaan Allah. Demikian antara lain terdengar dari ucapan seorang berpenampilan agamawan.
Apa yang disampaikan itu benar, tetapi itu bukan karena Allah hendak memaksakan pelaksanaan syariat-Nya. Bukankah ada juga yang disyariatkan-Nya yang terpaksa tidak kita laksanakan selama masa pandemi ini? Bukankah berjabat tangan dan bersilaturahmi diperintahkan-Nya tapi itu semua disepakati oleh agamawan dan ilmuwan harus dihindari?
Sebenarnya kalau Allah menghendaki itu, maka sejak semula Yang Mahakuasa itu telah melakukannya. Bertebaran ayat-ayat Al-Quran yang menegaskan bahwa jika Allah berkehendak, maka semua akan dijadikan-Nya menganut dengan baik satu agama saja, tapi kendati Allah mengajak umat manusia melaksanakan tuntunan-Nya, Yang Mahakuasa itu enggan memaksakannya terhadap manusia. “Siapa yang hendak beriman, maka silakan dan siapa yang hendak kufur silakan juga,” demikian berkali-kali dinyatakan oleh Al-Quran dalam aneka redaksi.
Jika demikian, jangan pahami bencana sebagai pemaksaan dari Allah untuk melaksanakan syariat-Nya. Bencana adalah peringatan dari Allah agar manusia merasakan kehadiran Allah, menyadari kesalahan dan dosanya serta berusaha mendekat kepada-Nya dengan memperkenankan tuntunan agama-Nya.
Itu dilakukanNya demi kepentingan manusia secara pribadi dan kolektif serta untuk kebahagiaan mereka dunia dan akhirat. Wallahu a’lam.
Sumber: M. Quraish Shihab. Corona Ujian Tuhan: Sikap Manusia Menghadapinya. Editor, Mutimmatun Nadhifah. Tangerang : PT. Lentera Hati, 2020. H. 64-67.