Oleh: KH. Ma’ruf Khozin
(Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur/Direktur Aswaja Center PWNU Jatim)
Tidak Pantas Jadi Suami?
Beragama harus pakai dalil. Tapi dalilnya pakai poster? Seharusnya juga diajari prosedur pengambilan hukum dari dalil dan perbedaan pendapat ulama dalam menggali hukum tersebut.
Dari meme dan poster setelah saya cari berdasarkan no hadis memang betul adanya:
Abu Dawud 1692
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﻛﻔﻰ ﺑﺎﻟﻤﺮء ﺇﺛﻤﺎ ﺃﻥ ﻳﻀﻴﻊ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﺕ»
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: “Cukuplah seseorang berdosa jika ia menyia-nyiakan keluarganya”
Abu Dawud 2142
ﻋﻦ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ اﻟﻘﺸﻴﺮﻱ، ﻗﺎﻝ: ﻗﻠﺖ: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ، ﻣﺎ ﺣﻖ ﺯﻭﺟﺔ ﺃﺣﺪﻧﺎ ﻋﻠﻴﻪ؟، ﻗﺎﻝ: «ﺃﻥ ﺗﻄﻌﻤﻬﺎ ﺇﺫا ﻃﻌﻤﺖ، ﻭﺗﻜﺴﻮﻫﺎ ﺇﺫا اﻛﺘﺴﻴﺖ، ﺃﻭ اﻛﺘﺴﺒﺖ، ﻭﻻ ﺗﻀﺮﺏ اﻟﻮﺟﻪ، ﻭﻻ ﺗﻘﺒﺢ، ﻭﻻ ﺗﻬﺠﺮ ﺇﻻ ﻓﻲ اﻟﺒﻴﺖ»
Muawiyah bertanya: “Wahai Rasulullah. Apa kewajiban kami untuk istri kami?” Nabi bersabda: Berilah makan untuk istrimu jika kamu makan. Beri pakaian untuk istrimu jika kamu berpakaian. Jangan memukul wajah. Jangan menjelekkan. Jangan tidak bertegur sapa kecuali di rumah”
Dua hadis di atas masih ada kaitan dengan tanggung jawab suami dalam berumah tangga.
Tapi 2 hadis lainnya saya kesulitan melacaknya karena tidak ada teks hadis atau no hadis.
Untuk salat berjamaah tidak harus di Masjid. Syekh Ibnu Qudamah menjelaskan:
ﻓﺼﻞ ﻓﻌﻞ ﺻﻼﺓ اﻟﺠﻤﺎﻋﺔ ﻓﻲ اﻟﺒﻴﺖ ﻭاﻟﺼﺤﺮاء] ﻭﻳﺠﻮﺯ ﻓﻌﻠﻬﺎ ﻓﻲ اﻟﺒﻴﺖ ﻭاﻟﺼﺤﺮاء
“Pasal tentang melaksanakan salat jamaah di rumah dan di tanah lapang. Boleh melakukan salat jamaah di rumah atau di lapangan”
Setelah menyampaikan dalil dan keutamaan salat jamaah di masjid, Syekh Ibnu Qudamah berkesimpulan:
ﻓﺈﻥ اﻷﺧﺒﺎﺭ اﻟﺼﺤﻴﺤﺔ ﺩاﻟﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﺼﻼﺓ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﺻﺤﻴﺤﺔ ﺟﺎﺋﺰﺓ
Berdasarkan hadits-hadits yang sahih menunjukkan bahwa salat di selain masjid adalah sah dan boleh (Al-Mughni 2/131)
Saya bukan perokok. Tapi bagaimana bunyi hadis atau metode penetapan hukum sehingga perokok adalah tipe yang tidak pantas dijadikan suami?
أفتونا ايها الراقِعون
Sumber: https://www.facebook.com/makruf.khozin/posts/5636627563031853