Oleh: KH. Ma’ruf Khozin
(Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur/Direktur Aswaja Center PWNU Jatim)
Tadi saya niatkan ngaji sorogan, yakni murid yang membaca dan guru mendengarkan. Jika benar maka guru akan diam. Jika ada kesalahan maka guru akan menegur.
Metode ngaji semacam ini sudah dipraktekkan di zaman Nabi:
ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﻟﻲ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «اﻗﺮﺃ ﻋﻠﻲ اﻟﻘﺮﺁﻥ»، ﻗﻠﺖ: ﺁﻗﺮﺃ ﻋﻠﻴﻚ، ﻭﻋﻠﻴﻚ ﺃﻧﺰﻝ، ﻗﺎﻝ: «ﺇﻧﻲ ﺃﺣﺐ ﺃﻥ ﺃﺳﻤﻌﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻱ»
“Nabi shalallahu alaihi wa sallam menyuruhku membaca Al-Qur’an”, kata Ibnu Mas’ud. “Apakah aku akan membacakan Al-Qur’an kepada Engkau padahal Al-Qur’an diturunkan padamu?” Nabi menjawab: “Aku senang mendengar dari orang lain” (HR Bukhari)
Sumber: https://www.facebook.com/makruf.khozin/posts/5605294649498478