Oleh: KH. Ma’ruf Khozin
(Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur/Direktur Aswaja Center PWNU Jatim)
Seperti biasa ustadz Salafi selalu mencari-cari masalah yang ingin disampaikan kepada khalayak umum bahwa amaliah Nahdliyin salah.
Contohnya adalah perihal Imsak. Imsak menurut mereka salah dalam segi pengertian dan praktek. Imsak itu ya menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar, bukan Imsak 10 menit sebelum adzan Subuh.
Apakah kemudian salah? Tidak juga, sebab antara sahur Rasulullah dan adzan Subuh juga ada jeda seukuran orang Imsak saat ini:
ﻋﻦ ﺯﻳﺪ ﺑﻦ ﺛﺎﺑﺖ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ، ﻗﺎﻝ: «ﺗﺴﺤﺮﻧﺎ ﻣﻊ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﺛﻢ ﻗﺎﻡ ﺇﻟﻰ اﻟﺼﻼﺓ»، ﻗﻠﺖ: ﻛﻢ ﻛﺎﻥ ﺑﻴﻦ اﻷﺫاﻥ ﻭاﻟﺴﺤﻮﺭ؟ ” ﻗﺎﻝ: «ﻗﺪﺭ ﺧﻤﺴﻴﻦ ﺁﻳﺔ» رواه البخاري
Zaid bin Tsabit berkata: “Kami sahur bersama Nabi shalla Allahu alaihi wa sallama, lalu beliau melakukan salat”. Saya tanya: “Berapa jarak antara adzan dan sahur?”. Zaid menjawab: “Perkiraan 50 ayat” HR al-Bukhari
Masa antara sahur dan adzan inilah yang dilingkungan kita disebut Imsak. Ada masalah?
Sumber: https://www.facebook.com/makruf.khozin/posts/1300272486667404