Oleh: KH. Ma’ruf Khozin
(Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur/Direktur Aswaja Center PWNU Jatim)
Dalam kitab Himpunan Majlis Tarjih Muhammadiyah tertulis
(1) Dalam Congres Muhammadiyah ke 18 di Solo pada 1929 yang membahas Bab Iman, baik pada pembukaan maupun penutupan menggunakan kalimat iftitah dan ikhtitam “Sayidina” Muhammad.
(2) Pada Muktamar Muhammadiyah ke 32 di Banyumas tahun 1953 yang membahas Bab Haji, juga menulis iftitah dengan teks Sayidina Muhammad.
Dengan demikian mengucapkan Sayidina Muhammad telah ditetapkan dalam Majlis Tarjih, dan bukan bidah apalagi ‘ghuluw’ terhadap Sayidina Muhammad.
Sumber: https://www.facebook.com/makruf.khozin/posts/1315013335193319