Dr. Imam Nakha’i, M.H.I.
(Dosen Ma’had Aly Situbondo)
Ajal adalah waktu atau masa yg telah digariskan Allah untuk berapa lama seseorang atau sesuatu berada. Perempuan yang menjalankan iddah, baik iddah thalak atau iddah wafat wajib menunggu dalam “ajal” yang telah ditentukan. Setiap umat manusia juga memiliki “ajal” berapa lama mereka bertahan dalam keberadaannya. Sebagaimana firman Allah:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلࣱۖ فَإِذَا جَاۤءَ أَجَلُهُمۡ لَا یَسۡتَأۡخِرُونَ سَاعَةࣰ وَلَا یَسۡتَقۡدِمُونَ
Setiap umat memiliki ajal, bila tiba ajal mereka, maka tidak bisa minta mundur dan tidak bisa minta maju.
Sedangkan Umur adalah bahagian dari ajal yg diisi dengan kehidupan, dengan kebaikan, dengan ibadah, dengan mengasihi sesama, dan diisi dengan segala macam kebaikan yang bisa me-makmur-kan alam semesta.
Bisa jadi Ajal seorang panjang, tapi hanya sebagain yang diisi dengan kehidupan dan kebaikan, maka ia ber ajal panjang tetapi ber umur pendek. Sebaliknya bisa jadi ajal seorang pendek tetapi ia berumur panjang bahkan sangat panjang, karena ia menyambungkan kehidupannya pasca kematian jasadnya.
Seorang yg beramal jariyah dengan hartanya, dengan jasanya, atau dengan ilmunya, hakikatnya ia menyambung umur kehidupannya dengan kehidupan berikutnya.
Mungkin juga ada seorang yang ajal nya masih ada, dalam arti masih hidup secara badani, tapi hakikatnya umurnya telah terkubur jauh sebelumnya.
Semoga kita diberi “umur” yg panjang, bukan hanya ajal yg panjang.
Sukorejo Situbondo
260820
Sumber: https://www.facebook.com/imam.nakhai1/posts/10220695114921970