Oleh: KH. Ma’ruf Khozin
(Direktur Aswaja Center PWNU Jatim)
Saya tidak memungkiri ada ilmu kasyaf dan saya belum bisa menjelaskan secara ilmiah yang bisa dipahami oleh semua orang. Seharian saya memposting hadis-hadis palsu tentang keutamaan Rajab banyak respon, banyak yang menjurus ke kitab Durratun Nashihin.
Saya pun disalahkan karena kitab ini sudah menjadi literatur di pesantren kita. Enggih saya terima ‘dihujat’ seperti apapun. Kalau soal klarifikasi hadis kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam setelah Nabi wafat sudah pernah dilakukan oleh para ulama ahli hadis, seperti yang terdapat dalam Sahih Muslim:
عن ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻣﺴﻬﺮ، ﻗﺎﻝ: «ﺳﻤﻌﺖ ﺃﻧﺎ ﻭﺣﻤﺰﺓ اﻟﺰﻳﺎﺕ ﻣﻦ ﺃﺑﺎﻥ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﻴﺎﺵ ﻧﺤﻮا ﻣﻦ ﺃﻟﻒ ﺣﺪﻳﺚ»، ﻗﺎﻝ ﻋﻠﻲ: ﻓﻠﻘﻴﺖ ﺣﻤﺰﺓ، ﻓﺄﺧﺒﺮﻧﻲ «ﺃﻧﻪ ﺭﺃﻯ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻲ اﻟﻤﻨﺎﻡ، ﻓﻌﺮﺽ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺎ ﺳﻤﻊ ﻣﻦ ﺃﺑﺎﻥ، ﻓﻤﺎ ﻋﺮﻑ ﻣﻨﻬﺎ ﺇﻻ ﺷﻴﺌﺎ ﻳﺴﻴﺮا ﺧﻤﺴﺔ ﺃﻭ ﺳﺘﺔ»
“Ali bin Mushir dan Hamzah Az-Zayyat mendengar 1000 hadis dari Aban bin Abi Ayyasy. Hamzah berkata bahwa beliau bermimpi melihat Nabi shalallahu alaihi wasallam dan ia mengajukan hadis yang ia dengar dari Aban. Ternyata Nabi hanya mengetahui sedikit saja, 5 atau 6 hadis”.
Sumber: https://www.facebook.com/makruf.khozin/posts/4433573720003916