Oleh: Prof. Sumanto Al Qurtuby, Ph.D. (Profil)
Profesor Antropologi Agama King Fahd University-Arab Saudi/Direktur Nusantara Institute/Senior Scholar Middle East Institute
Bagi yang tidak familiar dengan kebudayaan Arab, khususnya Arab Saudi, di Timur Tengah, mungkin akan mengira kalau semua warga Saudi yang laki-laki berpakaian model gamis (thub) lengkap dengan sorban kain penutup rambut/kepala (ghutrah) dan tali pengikatnya yang berwarna hitam (iqal).
Padahal kenyataannya tidak. Thub beserta ghutrah dan iqal itu sebetulnya “seragam resmi” di kantor, kampus, atau acara-acara spesial tertentu (misalnya acara resmi pernikahan) di Arab Saudi dan negara-negara lain di kawasan Arab Teluk khususnya Qatar, UEA, Bahrain, dan Kuwait. Yang membedakan adalah desain gamis dan warna ghutrahnya saja.
Masing-masing negara memiliki corak atau desain gamis tersendiri sehingga berkembang gamis Emirati, gamis Qatari, gamis Kuwaiti, gamis Omani, dan seterusnya. Yang gak ada gamis Petamburani. Mereka bisa mengenali ini gamis model mana atau dari mana. Saudi juga mengembangkan corak gamis tersendiri. Dalam hal kain penutup kepala, Oman yang kelihatan menclok bedanya.
Diluar acara-acara resmi itu ya bebas berpakaian. Mereka ada yang memakai gamis tanpa ghutrah dan iqal. Ada pula yang berpakaian kasual, khususnya generasi muda, seperti jas, jeans, kaos, training, kolor dlsb. Warna gamis pun tidak melulu putih tapi ada yang coklat, krem, hitam, abu-abu dlsb sesuai selera masing-masing. Gamis warna putih biasanya dipakai kalau musim panas (sekitar April-November). Sementara gamis yang warna-warni dipakai saat “musim (agak) dingin” (antara Desember dan Februari).
Perlu diingat juga, tidak semua warga Arab di Timur Tengah memakai jubah. Banyak sekali yang tidak memakainya, termasuk di acara-acara resmi, apalagi Arab Libanon.
Selain gamis, warga Saudi juga memiliki aneka ragam pakaian tradisional. Masing-masing daerah (atau kelompok suku) memiliki pakaian tradisional yang berbeda satu sama lainnya. Foto di bawah ini (courtesy: Arab News) adalah contoh pakaian tradisional masyarakat Jazan di Arab Saudi selatan, khususnya yang tinggal di kawasan pegunungan Bani Malik.
Tidak seperti gamis yang hanya terdiri atas sepotong kain, pakaian tradisional warga Saudi biasanya terdiri dari dua potong kain: atas dan bawah, lengkap dengan aksesoris atau pernak-pernik lain seperti golok, penutup kepala dan lainnya.
Yang menarik tidak ada gerakan nasional gamisisasi di Arab Saudi. Demikianlah laporan singkat tentang dunia pakaian lelaki di Arab Saudi. Semoga menambah wawasan kita semua. Jelong-jelong ke Niagara, pulangnya beli kolor ijo; jangan ngaku warga negara, kalau anti busana daerah ngana jo
Jabal Dhahran, Jazirah Arabia
Sumber: https://www.facebook.com/Bungmanto/posts/10164844462820523