Panrita.id

Keajaiban Silaturahim

Oleh: Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA (Profil)

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta/Guru Besar Tafsir UIN Syarif Hidayatullah/Rektor Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an

KATA silaturahim ialah kata yang sulit dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Karena itu, penggunaannya dipopulerkan menjadi bahasa Indonesia. Kata shilaturrahim tersusun atas dua kata, shilah berarti ‘menghubungkan, to connect’, dan rahim ialah ‘kasih sayang, unconditional love’. Menjalin kasih sayang satu sama lain itulah hakikat silaturahim. Menjalin silaturahim bukan hanya dengan sesama manusia, atau sesama orang hidup, tetapi juga dilakukan dengan sesama makhluk (ukhuwwah makhluqiyyah), baik manusia, binatang, tumbuhan maupun benda mati (tapi ingat: tidak ada benda mati dalam kamus Tuhan, “Semuanya bertasbih”). Silaturahim juga bukan hanya sesama orang hidup, melainkan juga dengan keluarga dan handai tolan yang sudah mendahului kita.

Kematian bukan penghalang silaturahim. Allah SWT mengisyaratkan itu dalam ayat, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS Al-Ahdzab/33:56). Ayat ini menggunakan fi’il amr (yushallun) berarti silaturahim kepada orang sudah wafat dapat dilakukan sebelum wafat dan sesudah wafat sampai sekarang dan masa datang. Banyak hadis juga menganjurkan untuk mendoakan orang yang sudah wafat. Semua itu menunjukkan kematian bukan alasan untuk menghentikan silaturahim. Kita sepantasnya selalu mendoakan orangtua, terutama bagi yang belum sempat membalas budi baik orangtua semasa hidup. Percayalah itu akan bermanfaat bagi yang bersangkutan, sebagaimana diungkapkan dalam beberapa ayat dan hadis.

Banyak hadis menjelaskan pentingnya silaturahim. Satu di antaranya hadis pendek, tetapi memiliki makna amat penting, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Kalimat itu ialah silaturahim memperpanjang umur.

Pernyataan yang lainnya, silaturahim memperbanyak rezeki. Dari kedua hadis itu tersirat sesuatu yang luar biasa, seolah-olah Allah SWT membukakan rahasia-Nya kepada kita. Bukankah umur dan rezeki menurut ayat dan hadis merupakan rahasia dan ditentukan langsung oleh Allah SWT.

Ada orang kaya yang sakit berikhtiar sampai keliling dunia mencari dokter superspesialis, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Sementara itu, ada orang miskin yang terdera kanker ganas bertahun-tahun masih tetap menjalankan aktivitas rutinnya.

Ada orang mandi keringat setiap hari mencari rezeki, tetapi pendapatannya pas-pasan.

Sementara itu, ada orang sekali menggores tanda tangan datang rezeki bermiliar-miliar. Itulah pemandangan hidup yang ada di sekitar kita.

Nabi Sulaiman bersahabat dengan binatang dan ikan. Ia juga bersahabat dengan angin, jin, dan malaikat. Bahkan ia berguru kepada burung (QS An-Naml/27:16). Mereka semua membantu menyelesaikan problem dan tantangan yang dihadapinya.

Nabi Musa berguru dan berterima kasih kepada pohon (QS Al-Qashash/28:30). Sufi perempuan Rabi’ah al-‘Adawiyah juga bersahabat dengan binatang buas dan burung liar, seperti halnya bisa kita saksikan kekhususan yang dimiliki para pawang binatang buas.

Imam al-Ghazali dan Ibnu ‘Arabi, di antara guru mereka ada roh nabi dan para auliya yang wafat jauh sebelum masa hidup mereka.

Nabi Muhammad memberi nama terhadap binatang dan peralatan sehari-harinya, seperti unta, kuda, cangkir, dan sisir. Ia juga mengajari kita memberi salam kepada rumah kosong dan kuburan.

Halalbihalal ialah local product silaturahim Indonesia yang kini mulai memasyarakat di Malaysia, Brunei, dan Singapura.

Silaturahim memberikan energi spiritual untuk lebih eksis dalam menjalani kehidupan. Yang tak kalah pentingnya untuk disimak ialah hadis Nabi: “Menjalin silaturahim memperpanjang umur.” Allahu a’lam.

Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/165412-keajaiban-silaturahim