Panrita.id

Keberadaan Malam Lailatul Qadr

Oleh: Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA. (Profil)

Doktor Tafsir Universitas Al-Azhar Kairo dengan Predikat Mumtaaz ma’a martabah al-syarf al-ula-Summa Cum Laude/Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an-PSQ

Pertanyaan:

Sebagai orang Islam saya meyakini adanya malam Lailatul Qadr. Namun, dari beberapa referensi yang saya baca bahwa sesungguhnya tidak ada satu pun (kecuali Nabi saw.) yang mengetahui atau mendapatkan malam yang penuh berkah itu. Lalu bagaimana dengan orang yang mengaku-aku memeroleh Lailatul Qadr itu?

Jawaban:

Lailatul Qadr adalah malam yang amat mulia. Manusia tidak dapat membayangkan betapa mulianya. Karena itu, ketika menjelaskan al-Qur’an mendahulukan ungkapan Wa maa Adraaka/dan apakah yang menjadikan engkau siapa pun engkau mengetahui apakah Lailatul Qadr? yakni Engkau -siapa pun engkau- tidak mampu mengetahui dan menjangkau secara keseluruhan betapa hebat dan mulia malam itu.

Kata-kata yang digunakan manusia tidak dapat melukiskannya dan nalarnya pun sukar menjangkaunya. Namun demikian, ini bukan berarti bahwa malam mulia itu tidak dapat “ditemui” atau menemui seseorang selain Rasul saw. Sebab kalau demikian, mengapa Rasul saw. menganjurkan umatnya untuk mempersiapkan diri menyambutnya dengan memperbanyak i’tikaf dan ibadah, khususnya pada malam-malam ganjil setelah 20 hari Ramadhan.

Memang, boleh jadi ada yang mengaku atau salah paham sehingga menduga telah mendapatkan malam mulia itu. Banyak riwayat yang diperselisihkan ke-shahih-annya menyangkut tanda-tanda kehadiran malam itu. Hemat penulis, tanda yang paling jelas, adalah sikap dan perilaku keseharian yang bersangkutan. Lailatul Qadr dilukiskan sebagai salam kedamaian sampai terbitnya fajar dan ini menjadikan hati seseorang yang mendapatkannya selalu damai dan tenteram sehingga mengantar pemiliknya dari ragu kepada yakin, dari kebodohan kepada ilmu, dari lalai kepada ingat, khianat kepada amanat, riya kepada ikhlas, lemah kepada teguh, dan sombong kepada tahu diri.

Pada malam Lailatul Qadr malaikat-malaikat turun. Dan ini menjadikan seseorang yang mendapatkannya selalu mengarah kepada kebaikan karena adanya bimbingan malaikat. Itulah alamat yang dapat dijadikan bukti pertemuan dengan Lailatul Qadr.

Demikian, Wallahu A’lam.

Sumber: M. Quraish Shihab Menjawab 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui (Jakarta: Lentera Hati, 2008) h. 172-173.