Tafsir Ringkas Al-Mishbah: QS. Az-Zukhruf/43: 11-22 (Nikmat dan Peringatan Allah)
Oleh: Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA. (Profil)
Doktor Tafsir Universitas Al-Azhar Kairo dengan Predikat Mumtaaz ma’a martabah al-syarf al-ula-Summa Cum Laude/Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an-PSQ
“DIA yang menurunkan air dari langit menurut kadar, lalu Kami hidupkan air itu di negeri yang mati. Seperti itulah kamu akan dikeluarkan dari dalam kubur.” Demikianlah kutipan ayat 11 Surah Az Zukhruf yang menjadi pembuka bahasan Tafsir Al Misbah episode kedua.
Ayat ini berbicara tentang nikmat Allah menciptakan bumi dan sebagainya. Dia juga yang menurunkan dari langit air (hujan) dengan kadar tertentu. Allah lalu menyebarluaskan air itu untuk menghidupkan negeri yang mati (kawasan yang gersang).
Dalam ayat itu, dikatakan ada Dia yang mengacu pada Allah yang tanpa bantuan manusia mengatur turunnya hujan. Lalu, ada Kami yang berarti diperlukan keterlibatan manusia untuk menyebarkan tumbuhan. Selain itu, juga dalam ayat ini dikatakan, manusia akan dihidupkan kembali dari dalam kubur seperti benih yang ada di bawah tanah.
Selain memberikan nikmat berupa hujan, Allah SWT juga menciptakan segala hal dengan berpasang-pasangan, seperti dijelaskan dalam ayat 12 Surah Az Zukhruf. “Dia juga yang menyiptakan semua berpasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.”
Dalam kehidupan ini, segalanya berpasangan. Laki-laki dengan perempuan, rasa senang dengan susah, baik dan buruk. Semua Allah ciptakan supaya bekerja sama dan saling menyempurnakan.
Tak hanya air dan tumbuhan. Allah juga menciptakan binatang ternak untuk manusia. Seperti yang disebutkan pada ayat ke-13 Surah Az Zukhruf yang berbunyi, “Supaya kamu duduk di punggung-punggung (binatang ternak yang telah Allah ciptakan), maka ingatlah nikmat Tuhan dan berucap. Maha Suci Allah yang maha menundukkan ini untuk kami sebelum tidak mampu mengusainya.”
Dari ketiga ayat itu, terlihat bagaimana Allah SWT menundukkan alam raya untuk manusia. Kalau tidak ditundukkan oleh Allah, manusia tidak bisa melakukannya sehingga ada keterlibatan Tuhan dalam segala hal dan manusia patut bersyukur karena itu. Sebagaimana dikatakan pada ayat ke-14, “Sesungguhnya kami kembali pada Tuhan kami.”
Setelah dijabarkan nikmat-nikmat Allah, pada ayat ke-15 surah ini dikatakan bahwa Allah tidak menyukai manusia yang ingkar. ‘Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebaga bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia benar-benar pengikar.’
Penafsiran dari ayat ini ialah orang-orang musyrik yang tidak percaya Tuhan, menjadikan ada bagian Tuhan, dari apa yang sudah diciptakan. Ada manusia yang menyatakan anak tuhan, sungguh manusia ini sangat mengingkari kebenaran yang nyata karena Allah tidak berketurunan.
Sementara ayat ke-16 disebutkan bahwa manusialah yang mempunyai keturunan. Dari keturunan itu, anak perempuan ataupun laki-laki derajat sama dalam Islam. Disebutkan pada masa jahiliah, ada bangsa yang lebih suka anak laki-laki.
Kemudian, pada ayat 17 diutarakan, ‘Padahal, apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan telah lahir anak perempuan, muka mereka menjadi hitam pekat dan sedih’. Ayat ke-18 dan 19 juga membahas hal yang sama.
Dari ayat-ayat itu disimpulkan, Allah telah mengatur turunnya hujan untuk kemaslahatan manusia, kalau tidak terjadi sesuai kemaslahatan, itu terjadi karena ulah manusia. Allah juga akan membangkitkan makhluknya dari kubur, menciptakan sesuatu berpasangan-pasangan agar saling melengkapi dan hanya tuhan yang tidak berpasangan.
Selain itu, manusia dianjurkan berdoa saat mengendarai kendaraan, manusia tidak mampu mengendalikannya atas izin Allah. Dalam surat Az Zukhruf ini pula, Allah SWT menegaskan bahwa kedudukan anak perempuan serta laki-laki setara.
Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/233690-nikmat-dan-peringatan-allah