Oleh: Allahu Yarham Prof. KH. Ali Mustafa Ya’qub, MA. (Profil)
Penerima Sanad Shahih Bukhari dan Shahih Muslim/Imam Besar Masjid Istiqlal ke-4/Pendiri Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences
Pertanyaan:
Sejak umur berapakah seorang anak diwajibkan untuk berpuasa Ramadhan, dan bagaimana cara atau kiat agar anak-anak mau berpuasa dari Subuh hingga Maghrib?
Jawaban:
Tidak ada kejelasan tentang usia berapa seorang anak wajib menjalankan syariat Islam. Secara umum, kriterianya adalah apabilan anak sudah aqil baligh, maka ia wajib menjalankan syariat Islam. Anak laki-laki dinyatakan aqil baligh apabila ia sudah mengeluarkan sperma atau bermimpi melakukan persetubuhan. Sedangkan anak perempuan dinyatakan aqil baligh apabila ia sudah haid atau menstruasi. Dan untuk hal ini tidak semua anak kondisinya sama.
Memang ada hadis shahih yang menerangkan bahwa seorang anak apabila sudah mencapai usia 7 tahun maka ia agar disuruh shalat, dan apabila sudah berusia 10 tahun belum mau shalat, maka agar anak itu dipukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan (dalam rangka mendidik). Hadisnya adalah sebagai berikut:
“Rasulullah saw. bersabda: “Ajarilah shalat kepada anak kalian pada usia 7 tahun, dan pukullah mereka (dengan pukulan yang tidak menyakitkan) ketika mereka minginjak usia 10 tahun masih meninggalkan shalat.” (HR. al-Tirmidzi)
Dalam sebuah riwayat “Perintahlah”, bukan “Ajarilah”
Oleh karena itu apabila kita menganalogikan kewajiban puasa pada kewajiban shalat, maka anak yang berusia 7 tahun sudah mulai menjalankan puasa Ramadhan.
Agar anak tidak merasa kesulitan menjalankan puasa, sebaiknya sejak sebelum 7 tahun, anak sudah dilatih berpuasa, misalnya puasa sampai Dhuhur, yang disebut oleh sebagian masyarakat dengan puasa bedug, atau menurut sebutan orang Sumatra Barat, puasa balik papan, artinya apabila ia melihat nasi ia makan. Sehabis makan, anak meneruskan puasanya sampai terbenam matahari. Tahun berikutnya ia berpuasa sampai waktu Ashar, dan tahun berikutnya lagi ia berpuasa sejak terbit fajar shiddiq sampai terbenam matahari.
Dengan cara melatih seperti ini Insya Allah anak-anak tidak merasa kesulitan melaksanakan ibadah puasa apabila sudah mencapai aqil baligh.
Demikian jawaban kami.Wallahul Muwaffiq
Sumber: Ali Mustafa Ya’qub, Ramadhan bersama Ali Mustafa Ya’qub (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011), h. 48-50.