Oleh: Allahu Yarham Prof. KH. Ali Mustafa Ya’qub, MA. (Profil)
Penerima Sanad Shahih Bukhari dan Shahih Muslim/Imam Besar Masjid Istiqlal ke-4/Pendiri Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences
Pertanyaan:
Dalam bulan suci Ramadhan, sering dibahasakan bahwa setan itu sedang dirantai. Apa maksudnya ? Karena ternyata dalam bulan Ramadhan pun, masih banyak orang melakukan kejahatan, menipu, mencuri, merampok, melakukan maksiat dan sebagainya.
Jawaban:
Para ulama menafsirkan Hadis tentang dirantainya atau dibelenggunya setan-setan itu sebagai arti qiyasan. Maksudnya adalah kesempatan untuk berbuat baik dan beribadah dibuka selebar-lebarnya, sedangkan kesempatan untuk berbuat maksiat ditutup serapat-rapatnya.
Jadi, bulan Ramadhan adalah bulan mempersempit ruang maksiat dan memperluas ruang ibadah. Apabila selama satu bulan sudah terbiasa dengan beribadah dan sudah terbiasa menjauhi maksiat, maka diharapkan kebiasaan ini berlanjut di luar bulan Ramadhan. Semakin jauh dari Ramadhan, mungkin kebiasaan ini semakin melemah, maka datang Ramadhan berikutnya.
Seorang muslim hendaknya mentradisikan hal serupa, yaitu memperluas, memperbanyak, dan menggalakkan ibadah, baik ibadah individu maupun ibadah sosial dan memperkecil gerak maksiat selama bulan Ramadhan dan melanjutkannya di luar bulan Ramadhan. Dan demikianlah seterusnya. Wallahul Muwaffiq.
Sumber: Ali Mustafa Ya’qub, Ramadhan bersama Ali Mustafa Ya’qub (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011), h. 85-86.