Panrita.id

Umat dengan Gen yang On

Oleh: Prof. M. Qasim Mathar

Guru Besar UIN Alauddin Makassar

Belum lama ini (13 Februari 2018) IMMIM melaksanakan diskusi bertema “Kenapa Kaum Muslimin Terbelakang?”. Sekitar satu abad silam, ulama dan imam Kerajaan Sambas, Kalbar, Syekh Basyuni Imran, bertanya dengan surat kepada Syekh Rasyid Ridha, dengan pertanyaan pokok: kenapa kaum muslimin terbelakang, dan kenapa Eropa, Amerika, dan Jepang maju? Pertanyaan itu diteruskan kepada Syekh Syakib Arselan, ulama Libanon, yang dijawab bahwa umat muslimin mundur karena meninggalkan kitab sucinya, sedang umat selainnya maju karena meninggalkan kitab suci mereka.

Diskusi di IMMIM memberi isyarat bahwa setelah sekitar satu abad, ternyata umat Islam merasa belum maju, karena diskusi itu masih bertanya: Kenapa Umat Islam Terbelakang? Apakah gen manusia tidak sama, sehingga ada gen suatu umat/bangsa ditakdirkan maju, ada pula ditakdirkan mundur/terbelakang? Prof Irawan Yusuf, mantan dekan fakultas kedokteran Unhas, menjawab pertanyaan itu sebagai yang saya kutip berikut:

“Gen adalah unit fungsional yang paling mendasar pada makhluk hidup. Kita dianugerahi oleh Allah swt sekitar 25 ribu gen. Gen-gen ini menyandi seratusan ribu protein. Tiap protein mengatur paling tidak 1 fungsi. Misalnya, gen insulin menyandi hormon insulin yang berfungsi mengatur metabolisme karbohidrat. Kalau gen ini mengalami kelainan, dia tidak dapat menghasilkan insulin, sehingga metabolisme karbohidrat terganggu, dan individu tersebut menderita diabetes. Jadi, tubuh kita menjalankan ratusan ribu fungsi dan baru sedikit yang diketahui. Manusia yang jumlahnya lebih dari 7 miliar, gennya 99,9999% sama di semua suku/bangsa di dunia ini. Namun, tidak ada satupun manusia yang sama persis. Namun, perbedaan yang hanya 0,0001% membuat manusia sangat beragam/bervariasi, sehingga saya berpendapat bahwa perbedaan adalah sunnatullah yang diatur melalui variasi genetik.

Dengan demikian, secara genetik tidak ada individu, suku/bangsa lebih unggul dari individu, suku/bangsa lain (genetic determinism). Faktor yang sangat penting dalam membentuk keunggulan dari suatu individu, suku/bangsa adalah faktor lingkungan. Gen kita sama, namun faktor lingkunganlah yang menyebabkan gen kita aktif (on) atau tidak aktif (off). Gen kita punya saklar yang bisa dibuat “on” (aktif) atau “off” (tidak aktif) karena faktor lingkungan. Jadi suatu individu, suku/bangsa lebih unggul, adalah karena faktor lingkungannya membuat banyak gennya yang “on” (aktif). Sedang individu, suku/bangsa yang tidak unggul, adalah karena faktor lingkungannya pula menyebabkan banyak gennya yang “off” (tidak aktif). Karena itu, tugas keluarga, guru/dosen, sekolah, universitas, dan pemerintah adalah menciptakan lingkungan yang kondusif agar banyak gen-gen kita yang “on” (aktif), sehingga manusia Indonesia bisa memanfaatkan karunia Allah dalam bentuk gen yang potensinya tidak terbatas”.

“Allah tidak menetapkan secara abadi satu umat unggul dan yang lainnya terbelakang. Faktor lingkunganlah yang membuat terciptanya kedua kondisi itu (umat/bangsa yang maju dan umat/bangsa yang terbelakang),” demikian Prof. Irawan.

Dalam konteks Indonesia, khususnya warga muslimnya, perdebatan tentang perbedaan di antara sesama muslim (Sunni, Syiah, Ahmadiyah) telah menghabiskan waktu dan usia mereka secara sia-sia, dan melalaikan mereka untuk memerhatikan hal-hal yang lebih utama, misalnya, merebut keutamaan ilmu pengetahuan yang tinggi, yang pasti berefek menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang maju. Sebagai warga yang mayoritas, umat muslim Indonesia menjadi faktor lingkungan yang penting untuk menjadikan gen mereka “on” (aktif) atau “off” (passif). Jika yang mayoritas ini gennya “on”, Indonesia tidak hanya maju, tapi berpotensi menjadi negara unggul yang disegani oleh bangsa-bangsa lain. Semoga disadari!

Sumber: http://fajaronline.co.id/read/41972/umat-dengan-gen-yang-on