Benarkah Iblis Termasuk Kelompok Malaikat?
Oleh: Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA. (Profil)
Doktor Tafsir Universitas Al-Azhar Kairo dengan Predikat Mumtaaz ma’a martabah al-syarf al-ula-Summa Cum Laude/Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an-PSQ
Tanya:
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah memerintahkan kepada malaikat untuk sujud kepada Adam, mereka semua sujud kecuali iblis. Yang kurang bisa saya pahami adalah bahwa perintah tersebut ditujukan pada malaikat, tetapi mengapa iblis disebut di sini. Bukankah malaikat dan iblis adalah dua jenis makhluk yang berbeda? Mohon penjelasan.
Jawab:
Ayat al-Qur’an yang Anda maksud, anatara lain, adalah dalam surat al-Baqarah [2]:34. Oleh Tim Departemen Agama, ayat ini diterjemahkan dengan, Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam,” sujudlah mereka kecuali iblis. Ia enggan dan takabur, dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Sementara ulama mengisahkan bahwa pada mulanya iblis yang diciptakan Allah dari api dan termasuk kelompok jin itu, amat taat beribadah, tidak kurang dari ketaatan para malaikat. Ia bahkan digelari Thawus al-Mala’ikah (Burung Meraknya Para Malaikat). Kehebatannya itu mengantarkannya bermohon agar dimasukkan ke dalam kelompok malaikat. Nah, ketika itu, tentu saja ia harus mengikuti setiap perintah Ilahi yang ditujukan kepada malaikat, termasuk perintah agar para malaikat sujud dan menghormati Adam. Bukankah ia telah memasukkan dirinya dalam kelompok mereka? Akan tetapi, ternyata, ia tidak tahan uji. Ia enggan dan takabur sehingga wajar bila Allah murka kepadanya.
Kerancuan pemahaman Anda lahir dari terjemahan di atas. Saya pribadi tidak cenderung menerjemahkan ayat tersebut seperti itu. Mari saya paparkan secara singkat alasannya.
Bahasa Arab memperkenalkan dua arti dari kata illa yang di atas diterjemahkan dengan “kecuali”. Apabila yang dikecualikan termasuk bagian dari kelompok yang dikecualikan, kata illa dinamai istisna muttashil(pengecualian yang berhubungan), dan ini berarti kecuali. Akan tetapi, bila ia bukan bagian dari kelompok, pakar tata bahasa menamainya istisna’ muntqathi’(pengecualian yang terputus), dan ketika itu ia berarti “tetapi”. Jika Anda berkata, “Semua mahasiswa datang, kecuali Budi,” Budi adalah salah seorang mahasiswa, namun dia tidak datang. Dan jika yang tidak datang bukan mahasiswa, melainkan pengemudi-katakanlah namanya Badu-maka Anda harus berkata, “Semua mahasiswa datang, tetapi Badu (berhalangan).”
Nah, ayat di atas-menurut hemat saya-sebaiknya diterjemahkan menjadi “Renungkanlah ketika Kami berfirman kepada malaikat, ‘Sujudlah kepada Adam,’ maka mereka sujud; tetapi iblis enggan dan takabur dan ia termasuk kelompok makhluk yang kafir.” Maksudnya iblis, karena keengganannya itu bukanlah termasuk makhluk yang taat sebagaimana malaikat dan sebagaimana keinginannya semula, melainkan ia adalah makhluk yang kafir. Demikian, wallahu a’lam.
Sumber: https://alifmagz.com/quran-answer/malaikat-dan-iblis/